Suplemen dan obat herbal adalah produk yang sangat populer di Indonesia. Melimpahnya produk-produk tersebut menuntut Anda untuk memahami cara memilih suplemen herbal. Hal ini karena beragam bahan suplemen herbal bisa mendatangkan beragam reaksi bagi konsumen yang berbeda-beda, termasuk efek negatif.
Ingin mengonsumsi suplemen herbal tanpa khawatir? Panduan ini akan membantu Anda menentukan langkah belanja yang aman.
Jenis Suplemen Herbal di Indonesia
Istilah “suplemen herbal” tidak hanya merujuk pada satu produk. Di Indonesia, ada beberapa jenis produk herbal yang bisa Anda temukan, masing-masing memiliki bentuk, kandungan, dan cara pembuatan berbeda. Inilah jenis-jenisnya untuk Anda ketahui perbedaannya:
Baca juga: Beda atau Sama? Ini Loh Perbedaan Suplemen dan Vitamin
1. Obat Herbal Tradisional

Obat herbal tradisional sudah banyak dikenal di Indonesia dan bahkan menjadi warisan tradisi. Obat herbal semacam ini terdiri dari bahan segar, ekstrak kering atau kental, mineral, bahan hewani, serta campuran lain yang diracik berdasarkan pengalaman atau resep tradisional. Contohnya adalah ramuan tradisional berbahan tanaman apotek hidup di rumah atau racikan jamu gendong.
Obat herbal tradisional biasanya memiliki wujud yang paling dekat dengan bahan segarnya. Selain daun dan bagian tanaman segar lainnya, obat herbal tradisional juga biasanya hadir dalam wujud daun, biji, serutan kayu, dan buah kering. Produk-produk ini memudahkan Anda untuk mengolahnya langsung di rumah karena tidak mudah busuk atau layu seperti versi segarnya.
2. Obat Herbal Terstandar

Obat herbal terstandar terbuat dari berbagai bahan alami yang sudah melewati uji klinis. Bahan baku dan cara pembuatannya juga telah melewati proses standarisasi. Hal ini menjamin keamanan dan kebersihan produk-produknya.
Dari segi khasiat, obat herbal terstandar bisa disamakan dengan obat rumahan lainnya. Setiap produk juga memiliki fungsi khusus karena diolah secara spesifik. Contohnya adalah OBH Herbal (obat batuk), Diapet (penyembuh diare), dan Antangin (meredakan mabuk perjalanan dan gangguan pencernaan ringan seperti masuk angin, mulas, dan sakit perut).
3. Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah produk herbal atau bahan alam yang lebih mirip obat tradisional, tetapi dengan bahan baku yang teruji secara klinis. Produk jadinya juga telah melewati proses standarisasi. Contohnya adalah produk seperti Rheumaneer (ekstrak kunyit, jahe, temulawak, cabai Jawa), Stimuno (ekstrak meniran), dan VipAlbumin (ekstrak ikan gabus).
4. Sediaan Galenik/Ekstrak

Sediaan galenik atau ekstrak adalah bentuk kering, cair, atau kental dari bahan alami, baik nabati maupun hewani. Sediaan ini diperoleh lewat berbagai cara, mulai dari distilasi, ekstraksi, hingga perendaman dengan pelarut khusus (maserasi). Hasilnya adalah produk seperti minyak, serbuk, atau sirup yang memiliki kandungan berkhasiat paling banyak dibandingkan bentuk mentahnya.
Contoh sediaan galenik yang populer adalah minyak atsiri atau minyak esensial. Minyak ini bisa diekstrak dari berbagai jenis tanaman dan digunakan secara langsung atau dijadikan campuran ramuan atau minyak pijat.
Cara Memilih Suplemen Herbal Layak Konsumsi

Dengan banyaknya produk yang beredar, bagaimana cara memilih suplemen herbal yang layak dan aman dikonsumsi?
Ikuti tips berikut ini.
1. Beli di Tempat yang Aman
Tempat pembelian suplemen herbal bisa menjadi penanda mudah untuk memilih produk. Apotek resmi adalah solusi paling aman karena produk yang tersedia harus melewati proses seleksi dan standarisasi. Pasokan suplemen yang datang ke apotek juga dikemas dan disimpan dengan baik sehingga mutunya terjaga.
2. Periksa Label BPOM
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bertugas menjamin keamanan dan kualitas produk yang beredar. Cek kemasan produk dan pastikan ada nomor izin edar BPOM (biasanya dicetak kecil). Jika kurang yakin, Anda bisa mengunjungi halaman pengecekan produk di situs resmi BPOM.
3. Periksa Informasi pada Kemasan
Idealnya, produk suplemen herbal harus menyantumkan nama dan alamat distributor atau pabrik, komposisi lengkap, bahan aktif, dan khasiatnya. Jika perlu, temukan alamat serta nomor kontak pabrik atau distributor agar Anda bisa langsung mengecek. Informasi tempat pembuatan dan distributor juga bisa membantu Anda memastikan reputasi tempat-tempat ini.
4. Waspadai Klaim Bombastis
Suplemen herbal adalah salah satu solusi mengatasi kondisi tertentu. Efeknya cenderung baru terlihat setelah beberapa waktu. Obat herbal resmi juga tidak akan dipromosikan sebagai “obat super”. Jadi, waspadalah jika produk tersebut membuat klaim yang terlalu bombastis (“bisa menyembuhkan kanker” dan sejenisnya).
5. Periksa Dosis dan Info Kontraindikasi
Pastikan suplemen herbal menyantumkan dosis dan rekomendasi penggunaan. Perhatikan juga informasi terkait kontraindikasi, misalnya efek samping, pantangan makan dan minum jika ada, serta orang yang tidak dianjurkan mengonsumsinya (misalnya ibu hamil).
6. Konsultasi dengan Dokter
Jangan ragu menemui dokter setelah membeli atau menemukan info suplemen herbal. Bawa produk tersebut ke dokter jika Anda sudah membelinya. Jika Anda berkonsultasi dari jarak jauh, foto kemasan produk dari segala arah serta brosur berisi informasi lengkapnya jika ada untuk dikirimkan ke dokter. Pastikan menyebutkan semua kondisi yang Anda miliki, misalnya penyakit kronis, sedang hamil atau menyusui, atau sedang mengonsumsi obat lain.
Efek Samping Menggunakan Suplemen Herbal Palsu

Suplemen herbal palsu biasanya menggunakan bahan yang belum teruji klinis, berbahaya, atau tidak ditakar dengan benar dalam proses pembuatannya. Mengonsumsi obat atau suplemen herbal seperti ini bisa berbahaya karena berbagai efek sampingnya.
Contoh efek negatif dari mengonsumsi suplemen atau obat herbal palsu adalah:
1. Gangguan Pencernaan
Kandungan berbahaya dalam suplemen palsu bisa langsung menunjukkan efeknya pada saluran pencernaan Anda. Contohnya adalah diare, sakit perut, mual, muntah, dan perut kembung.
2. Gangguan Sistem Sirkulasi
Suplemen palsu atau yang komposisinya dibuat sembarangan bisa menyebabkan gangguan pada sistem sirkulasi tubuh. Contoh efeknya adalah jantung berdebar, keringat dingin, denyut jantung naik, pusing, sakit kepala, hingga kesulitan tidur.
3. Efek Alergi
Obat atau suplemen herbal palsu bisa memicu gejala alergi. Tergantung cara penggunaannya, efek alergi yang muncul bisa berupa ruam-ruam, demam, pembengkakan, mata gatal dan berair, sensasi kesemutan, hingga sesak napas. Reaksi alergi yang parah bahkan bisa berujung pada syok anafilaktik, sesuatu yang mengancam jiwa jika tidak segera mendapat penanganan.
4. Gangguan pada Organ Tubuh
Organ tubuh seperti hati dan ginjal bekerja keras mendeteksi serta membuang zat berbahaya yang Anda konsumsi. Suplemen herbal palsu atau yang mengandung bahan berbahaya bisa mengganggu kinerja hati, ginjal, dan organ lainnya. Konsumsi terus-menerus bisa berujung pada gagal ginjal, gangguan hati, batu ginjal, dan kondisi lainnya.
5. Komplikasi dengan Obat Lain
Obat herbal tidak dianjurkan jika Anda sedang mengonsumsi obat tertentu atau antibiotik, bahkan jika obat herbalnya asli. Jika obat atau suplemennya palsu, komplikasi yang terjadi bisa lebih berbahaya.
Efek paling fatal dari konsumsi suplemen palsu atau berbahaya adalah menurunnya kondisi tubuh secara keseluruhan bahkan kematian. Hal ini terutama bisa terjadi pada orang yang memiliki kondisi rapuh, misalnya lansia atau mengalami penyakit kronis. Ibu hamil juga bisa mengalami gangguan kehamilan jika mengonsumsi produk seperti ini.
Suplemen herbal berkualitas bisa membantu Anda menjaga kesehatan dan bahkan menyembuhkan kondisi ringan. Akan tetapi, pastikan Anda mengetahui cara memilih suplemen herbal agar terhindar dari produk palsu atau berbahaya. Semoga informasi ini juga bisa digunakan pada saat anda sedang ingin membuat maklon produk herbal. Salam Sukses!